Monday, March 8, 2010

Al Battani

Penemu Berbagai Teori Matematika

Sejak berabad-abad lamanya, matematika dan astronomi begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius.

Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam.

Di kalangan pelajar dan mahasiswa pasti tak asing dengan istilah Sinus, Kosinus, Tangen, dan Kotangen. Al Battani dikenal menggunakan prinsip-prinsip trigonometri tersebut saat melakukan observasi astronomi tersebut. Pengertian Sinus dan Kosinus diperkenalkan untuk menggantikan chord atau tali busur yang biasa digunakan dalam perhitungan astronomi dan trigonometri di masa itu. Dalam bahasa Arab istilah Sinus disebut jaib yang berarti teluk atau garis bengkok.

Sedangkan Kotangen dalam bahasa Arab adalah bayangan lurus atau garis istiwa’ (khatulistiwa) dari Gnomon. Gnomon adalah suatu alat semacam papan yang digunakan untuk mengukur cahaya matahari setelah dibagi menjadi dua belas bagian. Menurut Battani, Tangen adalah garis bayang-bayang melintang yang jatuh di permukaan Gnomon. Garis lurus itulah yang dikenal dengan sebutan Kotangen, sedangkan garis melintangnya disebut Tangen. Teori Tangen dan Kotangan inilah yang kemudian menjadi pilar dasar bagi ilmu trigonometri.

Alat Gnomon yang digunakan Al Battani inilah yang mengilhami para ilmuwan untuk menciptakan jam yang kita kenal pada masa kini. Al Battani banyak memperkenalkan terminologi astronomis seperti Azimut, Zenit dan Nadir yang bersumber dari bahasa Arab. Al Battani juga berhasil menemukan letak kesalahan Claudius Ptolemaeus tentang gerak, posisi dan apogee matahari. Perhitungan Ptolemaeus mencatat 17 derajat. Sementara Al Battani mencatat garis bujur apogee matahari telah bertambah 16 derajat 40 menit. Dengan menghitung panjang tahun menjadi 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Ketepatan hitungannya tersebut hanya berselisih 2 menit disbanding waktu yang sebenarnya. Buah pikirnya dalam bidang astronomi inilah yang mendapatkan pengakuan dunia.

Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari.

Al Battani juga berhasil membuat daftar tabil Sinus, Tangen, dan Kotangen dari 0 derajat sampai 90 derajat secara cermat. Tabel itu dengan tepat ia terapkan dalam operasi-operasi aljabar dan trigonometri untuk segitiga sferis.

Selain itu Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.

Beberapa karya Al Battani yang terkenal meliputi Kitab Ma’rifat Matali al-Buruj fi ma Baina Arba al-Falak; Syarah al-Maqaalat al-Arba li Batlamiyus; Risalah fi Tahqiq Aqdar al-Ittisalat; dan Az-Zij. Buku-buku karya Al Battani ini banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk latin.*(“dikutip dari berbagai sumber”)

0 comments:

Post a Comment

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template